Bersatu Dalam Terang Firman

Facebooktwitterpinterestlinkedinmail

 

St. Hieronimus pernah berkata, “Tidak mengenal Alkitab berarti tidak mengenal Kristus”. Mungkin terdengar keras, namun sungguh benar adanya. Kita bisa mengenali Kristus makin dalam, kalau kita membaca Kitab Suci dan merenungkannya. Untuk itulah, dalam bulan September kita diajak untuk semakin mengenal dan mencintai Kitab Suci dalam gerakan Bulan Kitab Suci Nasional. Tahun ini KAJ memilih tema BKSN 2018 sejalan dengan tahun Persatuan yaitu “Bersatu Dalam Terang Firman” Dei Verbum atau Konstitusi Dogmatis tentang Wahyu Ilahi adalah salah satu dokumen utama dari Konsili Vatikan II, yang berisi pokok-pokok mendasar mengenai sumber ajaran dan tindakan Gereja yakni wahyu ilahi atau penyingkapan diri Allah sendiri kepada manusia. Dalam Gereja Katolik wahyu ilahi itu diterima dari dua saluran: Tradisi pengajaran lisan para rasul dan kemudian setelah sebagian dari pengajaran itu dituliskan, Kitab Suci. Gereja Katolik melalui dokumen Dei Verbum (DV) menyerukan keseimbangan perhatian pada kedua macam saluran wahyu ilahi: Tradisi dan Kitab Suci. Konstitusi ini disetujui oleh para Uskup dan diresmikan oleh Paus Paulus VI pada 18 November 1965. 
 

Beberapa kutipan yang relevan untuk kita refleksikan dalam BKSN: Adapun demikian besarlah daya dan kekuatan sabda Allah, sehingga bagi Gereja merupakan tumpuan serta kekuatan, dan bagi putera-puteri Gereja menjadi kekuatan iman, santapan jiwa, sumber jernih dan kekal hidup rohani (DV 21). 
 

Bagi kaum beriman kristiani jalan menuju Kitab suci harus terbuka lebar-lebar (DV 22). Gereja “mendesak dengan sangat dan istimewa semua orang beriman, terutama para religius, supaya dengan sering kali membaca kitab-kitab ilahi memperoleh “pengertian yang mulia akan Yesus Kristus” (Flp 3:8). “Sebab tidak mengenal Alkitab berarti tidak mengenal Kristus” (St Hieronimus) (DV 25). 
 

St. Paulus dalam suratnya kepada Timotius menegaskan peran Kitab Suci dalam membentuk diri kita sesuai dengan kebenaran firman Tuhan: “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap -tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.” (2 Tim 3: 15-17). 
 

St. Paulus menegaskan bahwa segala upaya untuk mengenal dan mendalami Kitab Suci haruslah bermuara pada satu hal yaitu perbuatan baik. Senada dengan hal itu, St. Yakobus dalam suratnya mengingatkan agar kita tidak hanya menjadi pendengar firman yang baik, tetapi lebih dari pada itu kita harus menjadi pelaku-pelaku firman. “Hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja. Sebab jika tidak demikian, kamu menipu diri sendiri” (Yak 1:22). Hal yang sama ditegaskan oleh Bapa Suci Fransiskus: “Dengan membaca Injil setiap hari, kita terbantu untuk mengalahkan cinta diri dan membuat kita semakin mampu mengikuti Yesus Guru kita dengan penuh semangat.” Kita mohon rahmat melalui Bunda Maria agar kita boleh semakin mengalami perjumpaan pribadi dengan Yesus melalui pendalaman Kitab Suci yang kita lakukan bersama dalam kelompok / Lingkungan, maupun pendalaman secara pribadi. Semoga gerakan BKSN yang kita laksanakan ini tidak berhenti pada kecintaan kepada Kitab Suci semata, melainkan semakin berbuah subur dalam perwujudan sabda yaitu semakin bersatu dalam terang Firman. 
 

Tuhan memberkati. 

This entry was posted in Seputar Gereja. Bookmark the permalink.