PERSEMBAHAN HIDUP

Facebooktwitterpinterestlinkedinmail

Dalam tradisi Perjanjian Lama, pada hari 40 hari sesudah kelahirannya, anak sulung laki-laki harus dipersembahkan kepada Tuhan di Bait Allah dengan membawa persembahan kurban sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati. Yusuf dan Maria mentaati hukum dan tradisi membawa Kanak-Kanak Yesus dipersembahkan ke Bait Allah. Perayaan ini mengajak kita semua memiliki hati yang terbuka seperti Simeon dan Hana, serta sikap taat dan takwa seperti keluarga Yusuf dan Maria. Melalui cara hidup kita masing-masing, kita diajak untuk mempersembahkan hidup kita untuk memuliakan Tuhan.

Hal yang sangat menarik terjadi dalam peristiwa Yesus dipersembahkan di kenisah adalah perjumpaan dengan tokoh Simeon dan Hana. Keduanya digambarkan sebagai seorang yang sudah tua dan saleh hidupnya. Mereka menantikan kedatangan sang Mesias. Mereka mendapatkan peneguhan bahwa mereka akan meliat dengan mata kepalanya Sang Mesias yang dijanjikan. Perjumpaan antara yang belia dan lansia, sungguh sangat mengagumkan yakni pengharapan dan masa depan, bertemu dengan pengalaman dan kebijaksanaan. Itulah jangkar yang membuat kita
bisa bergerak maju yaitu kaum muda dan kaum lansia.

Paus Fransiskus sangat menekankan pentingnya menyayangi, menjaga dan merawat 2 kelompok rentan ini yakni anak-anak (“belum bisa apa-apa”) dan lansia (“tidak bisa apa-apa lagi”). Simeon dan Hana menjadi contoh seorang yang berbesar hati dan bersukacita menyambut Sang Belia. “Sekarang Tuhan perkenankanlah hambamu berpulang dalam damai sejahtera, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari padaMu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa yaitu terang yang menjadi pernyataan bagi bangsa-bangsa lain dan kemuliaan bagi umat-Mu, Israel ” Yesus menjadi terang bagi bangsa-bangsa. Karena itu dalam tradisi kuno ada pemberkatan lilin-lilin sebagai ungkapan bahwa kita diundang untuk ikut serta menjadi terang bagi dunia seperti Kristus.

Kita mohon rahmat melalui Bunda Maria, Bunda Segala Suku, Bunda yang Berhikmat, agar kita boleh semakin mempersembahkan hidup dan karya kita seturut panggilan hidup masingmasing sehingga hidup kita mejadi terang dan kemuliaan bagi nama Tuhan.
Tuhan memberkati

This entry was posted in Seputar Gereja. Bookmark the permalink.