Setelah 11 tahun berlalu

Facebooktwitterpinterestlinkedinmail

http://katedraljakarta.or.id/foto_berita/21AR_063a.jpgLEKTOR – Lektor, begitu dia biasanya dipanggil. Memang dia bukan dari kalangan militer. Namun saat bertugas harus bertindak selayaknya militer. Tak mengenal hujan, panas, pagi, sore atau malam. Dia harus sudah ada lebih awal 30 menit sebelum perayaan misa berlangsung. Dia juga masih dituntut meluangkan waktunya sejenak untuk membaca Alkitab. Bukan hanya untuk menghafal ayatnya satu persatu, melainkan harus betul-betul diimani dan dilaksanakan dalam kehidupan kesehariannya. Dengan kata lain peran serta dan keberadaan lektor bisa dikatakan sebagai salah satu bagian utama di sekitar altar atau “ring satu altar” kata Rm. Sigit, SJ. Waktu di wawancarai tim web K7 selesai melantik 37 petugas lektor Paroki Katedral Jakarta, Sabtu, 31 Januari 2015 dalam perayaan misa pukul 18.00 di Gereja Katedral.

Beliau juga mengatakan, bahwa dengan bergabung dan menjadi lektor, mereka telah menanggapi panggilan Tuhan dan berpartisipasi secara aktif melayani Gereja dalam liturgi. Maka sangatlah penting kalau Gereja juga mau menghargai semua petugas lektor itu sendiri. Salah satu contoh penghargaan kepada mereka adalah dengan cara mengadakan pelantikan dan tugas perutusan. Dan tidak perlu menunggu sampai sebelas tahun seperti di paroki kita ini, kata beliau sambil tertawa bergurau.

Memang benar apa yang dikatakan Rm. Sigit, kata Lia ketua lektor saat ini. Sebelas tahun lamanya, terhitung sejak penerimaan anggota lektor 2004. Tanggal berapa saya juga lupa. Kami para lektor hanya mendapat pengarahan dan pelatihan beberapa kali dan langsung diberi jadwal tugas. Mungkin anda bertanya-tanya kenapa tidak ada pelantikan? Waktu itu panitia penerimaan lektor menimbang-nimbang apakah masih perlu mengadakan pelantikan atau tidak. Berdasarkan pengalaman yang sudah berlalu, sebagian dari mereka yang sudah dilantik, hanya melaksanakan tugasnya beberapa kali saja setelah itu tidak ada lagi. Memang kami mengakui banyak sebab sehingga semuanya itu terjadi; ada yang pindah kerena telah berkeluarga, melanjutkan sekolah dan sebagainya. Memang bukan sesuatu yang salah. Kita tahu yang menjadi anggota lektor berasal dari bermacam-macam profesi.

Dari pengalaman ini kami jadi berpikir, meskipun ada pelantikan, toh tidak semuanya bisa bertahan lama. Lebih baik kita ikut seleksi alam aja, begitulah jawaban koordinator lektor waktu itu. Namun kami bersyukur setelah kami mendapat pencerahan dari Rm. Sigit di Wisma Samadi, tanggal 22-23 November 2014, dalam acara rekoleksi anggota lektor, walaupun jumlah kami yang tinggal tidak lebih dari 45 orang yang aktif, kami tetap harus melantik mereka yang sampai saat ini belum dilantik. Kami berharap dengan adanya pelantikan, kami semakin dikuatkan dalam melaksanakan tugas perutusan sebagai lektor dan semoga Tuhan sendiri yang akan berkarya dan menambahkan jumlah kami.

Dalam khotbahnya Rm. Sigit juga berpesan, seperti pesan Rasul Paulus 1 Kor 7:32-35. Melayani Gereja itu memang penting namun tidaklah tepat kalau kita juga melupakan apa yang menjadi menjadi tugas pokok kita. Yang berkeluarga tidak lupa dengan keluarganya. Yang bekerja tidak menomorduakan pekerjaannya. Semuanya harus bisa berjalan bersama. Maka semuanya itu akan menjadi indah.

AMDG.
34yu

This entry was posted in Berita KOMUNITAS, Seputar Gereja. Bookmark the permalink.