BERBAHAGIALAH YANG PERCAYA 

Facebooktwitterpinterestlinkedinmail

 

Peristiwa Natal tak bisa dilepaskan dari kemunculan 2 tokoh besar dan 2 ibu yang melahirkan mereka. Peran penting ibu dalam keluarga ditampilkan dalam Injil. Dua ibu terberkati bertemu untuk saling memuji dan mensyukuri karya Tuhan yang begitu mulia. Kebiasaan saling berkunjung silaturahmi dan saling menolong, saling memuji kiranya menjadi hal yang patut kita pelajari dari dua ibu terberkati ini. 

Injil Lukas secara istimewa mencatat perjumpaan dua orang Ibu istimewa. Mereka sama-sama mengandung bayi istimewa. Satunya nenek lansia, satunya perawan. Dalam situasi yang istimewa ini mereka berjumpa satu sama lain. Bukan untuk ngegosip hal-hal remeh temeh atau membicarakan orang lain. Sebaliknya mereka saling sharing pengalaman bagaimana mereka menanggapi karya Tuhan atas diri mereka. Perbincangan yang mendalam dan bermakna karena menjadikan Tuhan sebagai pokok percakapan mereka. 

Menarik juga dicermati bagaimana mereka dapat saling memberikan pujian satu sama lain. Memuji karena Tuhan berkarya melalui saudarinya. Tidak ada rasa iri hati atau panas hati atas apa yang Tuhan lakukan atas masing-masing. Perbincangan dua wanita istimewa ini memang layak dipuji karena dari situlah muncul doa Salam Maria. Perjumpaan ini juga dimuliakan dalam salah satu Peristiwa Gembira dalam doa rosario. Mereka berbahagia karena percaya bahwa karya Tuhan terlaksana dalam diri mereka. 

Perjumpaan istimewa ditampilkan dalam kisah Injil Minggu Adven IV: perjumpaan dua calon ibu istimewa, satunya perawan dan yang lain nenek uzur yang mandul. Mereka berjumpa bukan untuk bergosip, tetapi berbagi pengalaman iman bagaimana karya Tuhan boleh terlaksana melalui mereka masing-masing. Mereka saling memuji dan berbagi sukacita, tidak ada iri hati ataupun mencaci. Sungguh perempuan yang istimewa. Mereka dipenuhi sukacita dan bahagia karena masing-masing melaksanakan kehendak Tuhan dalam cara dan peran yang berbeda. 

Ketiga tokoh kita minggu ini (Maria, Elisabeth dan Yohanes dalam kandungan) “dipenuhi Roh Tuhan” dalam cara masing-masing: Yohanes (Luk 1:15), Maria (Luk 1:35), dan Elisabeth (Luk 1:41). Maka memberi ruang kepada Roh Tuhan menjadi persiapan paling cocok untuk menyongsong kedatangan Penyelamat. 

Masa Adven, masa persiapan merupakan upaya untuk semakin memberi ruang Roh Kudus berkarya dalam hidup kita. Salah satu pengalaman unik adalah percaya bahwa bila Tuhan berkarya, bahkan hal yang awalnya dipandang sebagai aib, dapat menjadi karya Tuhan yang ajaib. AIB yang paling dalam, yang menyangkut keberadaan Maria (Perawan) dan Elisabeth (Nenek uzur dan mandul) sebagai perempuan, kini bertukar menjadi BERKAT yang muncul dari kegembiraan dan kekuatan iman. Inti kehidupan perempuan, yang dalam Kej 3:16, terumus sebagai penderitaan kini menjadi jalan BERKAT. 

Natal sesungguhnya mewartakan bahwa Allah berkenan melawati, mendatangi, merendahkan diri. “Ia menjadi manusia dan tinggal di antara kita” Namun karya keselamatan itu juga bisa terjadi, berkat kerendahan hati manusia yang bersedia melaksanakan kehendak Allah. Elisabeth dan Maria serta Yosef adalah contoh hamba Allah yang setia. Yesus hanya dapat lahir dalam hati manusia yang rendah hati dan siap sedia melaksanakan kehendak Allah. Itulah keyakinan seperti refleksi mendalam dari Elisabeth, “Sungguh, berbahagialah ia yang telah percaya, sebab firman Tuhan yang dikatakan kepadanya akan terlaksana”. 

Kita mohon rahmat melalui Bunda Maria dan St. Elisabeth serta St. Yusuf, agar kita semakin membuka diri kita akan Roh Kudus supaya leluasa berkarya dalam hidup kita. Semoga kita sungguh mengalami pengalaman berbahagia karena percaya bahwa Allah sungguh senantia berkarya. Kita bersukacita karena mengalami Tuhan hadir di tengah-tengah kita. 

Bayi Ajaib sungguh memikat. Lahir di palungan dibungkus lampin. 

Dari aib telah menjadi berkat. Bagi Tuhan segala sesuatu mungkin. 

Piyama bersih warna bahan merah hati. Terima kasih. Tuhan memberkati. 

This entry was posted in Seputar Gereja. Bookmark the permalink.