Peluncuran Program ASAK Paroki Katedral

Facebooktwitterpinterestlinkedinmail

http://katedraljakarta.or.id/foto_berita/4AR_129a.jpgMinggu 22 Februari 2015

ASAK – Menghargai martabat manusia jangan dilihat sebagai sesuatu yang sulit, tapi mulailah dengan hal yang sederhana, demikian cuplikan homili Mgr Ignatius Suharyo, pada misa peluncuran program Ayo Sekolah Ayo Kuliah (ASAK) Paroki Katedral, Minggu 22 Februari 2015. Ungkapan ini sekaligus menjadi ajakan kepada umat untuk turut berperan menjadi penyantun bagi pendidikan anak-anak kurang mampu. Walaupun baru secara resmi diluncurkan, program ASAK di Paroki Katedral telah berjalan sejak 2011 dan per tahun 2015 telah memiliki 95 anak santun serta mengadakan program bimbingan belajar.

Seusai misa, acara kemudian dilanjutkan dengan ramah tamah di aula atas Katedral. Pada kesempatan itu, turut memberikan sambutan, Bapak David MS, salah satu perwakilan penyantun. Perkenalan Pak David dengan gerakan ASAK terjadi ketika seorang kawannya menyebut tentang kegiatan yang ada di gereja Katedral ini. Kebetulan ia sendiri bukanlah warga gereja katolik, namun hal itu tidak menyurutkan minatnya untuk mempelajari dan kemudian memutuskan untuk menjadi penyantun. Bahkan salah satu keluarganya mengusulkan agar ia membawa informasi ini ke acara reuni sekolah. Ternyata menurut Pak David, sebenarnya cukup banyak kawan yang ingin untuk berbagi, namun belum tahu kemana dan bagaimana, sehingga saat diperkenalkan, mereka sangat antusias dan mau ikut terlibat menjadi penyantun. Sampai saat ini Pak David sendiri telah menyantuni 3 orang anak, dan bersama komunitasnya telah menyantuni 24 orang anak sejak Oktober 2013. Rasa kepedulian dan semangat berbagi kepada sesama telah ditanamkan oleh orangtuanya sejak kecil. Ia merasa apa yang dilakukannya ini adalah salah satu bentuk rasa syukur kepada Tuhan atas berkat yang telah ia terima, sehingga ia pun ingin menjadi saluran berkat buat orang lain.

Salah satu penggiat ASAK paroki St. Paskalis, Ibu Grace, yang ditemui saat edufair ASAK KAJ, Sabtu 7 Februari 2015, mengungkapkan suka dukanya. Ia merasakan sukacita saat melihat ada anak putus sekolah yang kemudian dapat melanjutkan pendidikan. Anak yang dulunya minder, kini berani berinteraksi dengan para pengunjung edufair. Namun ada kalanya, ada pula anak yang masih belum terasah kepeduliannya atau kurang bertanggung jawab. Untuk itu, gerakan ASAK tidak hanya fokus pada pemberian santunan, namun juga rutin mengadakan pembinaan karakter serta pelatihan ketrampilan.

Koordinator ASAK, Ibu Janny Sujatno beserta timnya berharap, peluncuran ASAK Katedral yang bertepatan dengan momen Prapaskah dapat menggugah umat Paroki untuk bertindak nyata selaras tema Aksi Puasa & Pembangunan (APP) 2015 yaitu “Tiada Syukur Tanpa Peduli”. Untuk peduli, tidak perlu keluar jauh dari Paroki, namun melihat ke sekeliling, yang dekat dengan kita. Sungguh suatu ungkapan syukur dalam bentuk yang sederhana.

This entry was posted in Berita KOMUNITAS. Bookmark the permalink.