Mengapa Natal dirayakan pada tanggal 25 Desember?

Facebooktwitterpinterestlinkedinmail

Ada dua argumen yang dapat diberikan berdasarkan Kitab Suci dan Tradisi Suci.

Berdasarkan Kitab Suci

Penentuan kelahiran Kristus berdasarkan Kitab Suci, terdiri dari 2 langkah. Pertama adalah menentukan kelahiran St. Yohanes Pembaptis. Kedua adalah menggunakan hari kelahiran Yohanes Pembaptis sebagai kunci untuk menentukan hari kelahiran Kristus (Yesus lahir 6 bulan setelah Yohanes Pembaptis).

  • Kelahiran Yohanes Pembaptis: Lukas mengatakan bahwa Zakaria (ayah Yohanes) melayani pada ‘rombongan Abia’ (Luk 1:5). Kitab Suci mencatat adanya 8 rombongan di antara 24 rombongan imamat (Neh 12:17). Setiap rombongan imam melayani satu minggu di bait Allah, dua kali setahun. Rombongan Abia melayani di giliran ke-8 dan ke-32 dalam siklus tahunan. Namun bagaimana siklus dimulai?
  • Josef Heinrich Friedlieb (peneliti) menemukan fakta bahwa rombongan imam pertama, Yoyarib, bertugas sepanjang waktu penghancuran Yerusalem pada hari ke-9 pada bulan Yahudi yang disebut bulan Av. (Josef Heinrich Friedlieb’s Leben J. Christi des Erlösers. Münster, 1887, p. 312.)
  • Maka masa rombongan imamat Abia (yaitu masa Zakaria bertugas) melayani adalah minggu kedua bulan Yahudi yang disebut Tishri, yaitu minggu yang bertepatan dengan the Day of Atonement, hari ke-10. Di kalender kita, the Day of Atonement dapat jatuh di hari apa saja dari tanggal 22 September sampai dengan 8 Oktober. Maka kurang lebih antara tanggal itu, Zakharia bertugas.
  • Dikatakan dalam Injil bahwa Elisabet mengandung ‘beberapa lama kemudian setelah masa pelayanan Zakaria (lih. Luk 1:24). Maka konsepsi St. Yohanes Pembaptis dapat terjadi sekitar akhir September. Buku Protoevangelium of James dari abad ke-2 juga menggambarkan St. Zakaria sebagai imam besar dan memasuki tempat maha kudus dalam waktu the Day of Atonement, yang jatuh di tanggal 10 bulan Tishri (kira-kira akhir September).

Perhitungan Sembilan bulan setelahnya, menempatkan kelahiran Yohanes Pembaptis di akhir Juni. Hal ini meneguhkan perayaan Gereja Katolik tentang Kelahiran St. Yohanes Pembaptis tanggal 24 Juni.

  • Kelahiran Yesus Kristus: Selanjutnya… dikatakan bahwa sesaat setelah Perawan Maria mengandung Kristus, ia pergi untuk mengunjungi Elisabet yang sedang mengandung di bulan yang ke-6. Artinya umur Yohanes Pembaptis 6 bulan lebih tua daripada Yesus Kristus (lih. Luk 1:24-27, 36). Jika 6 bulan ditambahkan kepada 24 Juni maka diperoleh 24-25 Desember sebagai hari kelahiran Kristus.
  • Jika tanggal 25 Desember dikurangi 9 bulan, diperoleh hari peringatan Kabar Gembira (Annunciation) yaitu tanggal 25 Maret… Maka jika Yohanes Pembaptis dikandung segera setelah the Day of Atonement, maka tepatlah penanggalan Gereja Katolik, yaitu bahwa kelahiran Yesus jatuh sekitar tanggal 25 Desember

Berdasarkan Tradisi Suci

Sumber dari Tradisi tersebut adalah kesaksian Bunda Maria sendiri yang diceritakan oleh Para Rasul kepada generasi selanjutnya.

Sebagai ibu tentu ia mengetahui dengan rinci tentang kelahiran anaknya [dan ini yang diteruskan oleh para rasul dan para penerus mereka]. Bunda Maria pasti mengingat secara detail kelahiran Yesus ini yang begitu istimewa, yang dikandung tidak dari benih laki-laki, yang kelahirannya diwartakan oleh para malaikat, lahir secara mukjizat dan dikunjungi oleh para majus.

Sebagaimana umum bahwa para rasul bertanya “berapa umur anakmu?” “Kapan lahirnya?” kepada Bunda Maria. Maka tanggal kelahiran Yesus 25 Desember (24 Desember tengah malam), akan sudah diketahui sejak abad pertama, baik Matius ataupun Lukas mencatatnya bagi kita.

Singkatnya, adalah sesuatu yang masuk akal jika para jemaat perdana telah mengetahui dan merayakan kelahiran Yesus, dengan mengambil sumber keterangan dari ibu-Nya.

Kesaksian berikutnya adalah dari para Bapa Gereja abad-abad awal (abad 1 sampai awal abad 4) di masa sebelum pertobatan Kaisar Konstantin dan kerajaan Romawi. Para Bapa Gereja tersebut telah mengklaim tanggal 25 Desember sebagai hari kelahiran Kristus.

  1. Catatan yang paling awal tentang hal ini adalah dari Paus Telesphorus (yang menjadi Paus dari tahun 126-137), yang menentukan tradisi Misa Tengah malam pada Malam Natal… Kita juga membaca perkataan Teofilus (115-181) seorang Uskup Kaisarea di Palestina: “Kita harus merayakan kelahiran Tuhan kita pada hari di mana tanggal 25 Desember harus terjadi.” (Magdeburgenses, Cent. 2. c. 6. Hospinian, De origine Festorum Christianorum)
  2. Tak lama kemudian di abad kedua, St. Hippolytus (170-240) menulis demikian: “Kedatangan pertama Tuhan kita di dalam daging terjadi ketika Ia dilahirkan di Betlehem, di tanggal 25 Desember, pada hari Rabu, ketika Kaisar Agustus memimpin di tahun ke-42, …. Ia [Kristus] menderita di umur tiga puluh tiga, tanggal 25 Maret, hari Jumat, di tahun ke-18 Kaisar Tiberius, ketika Rufus dan Roubellion menjadi konsul. (St. Hippolytus of Rome, Commentary on Daniel)
  3. St. Agustinus meneguhkan tradisi 25 Maret sebagai konsepsi Sang Mesias dan 25 Desember sebagai hari kelahiran-Nya: “Sebab Kristus dipercaya telah dikandung di tanggal 25 Maret, di hari yang sama saat Ia menderita; sehingga rahim Sang Perawan yang di dalamnya Ia dikandung, di mana tak seorang lain pun dikandung, sesuai dengan kubur baru itu di mana Ia dikubur, di mana tak seorang pun pernah dikuburkan di sana, baik sebelumnya maupun sesudahnya. Tetapi Ia telah lahir, menurut tradisi, di tanggal 25 Desember.” (St. Augustine, De Trinitate, 4, 5.)

Ditulis kembali oleh Rm. Christian Triyudo SJ

Berdasarkan pada beberapa tulisan: Stefanus Tay dan Ingrid Listiati, “Apakah Yesus Lahir Tanggal 25 Desember?” dalam https://katolisitas.org/apakah-yesus-lahir-tanggal-25-desember/ dan buku Taylor Marshall, The Eternal City: Rome and Origins of Catholic Christianity, Pope Benedictus XVI,  Jesus of Nazareth: The Infancy Narratives.

This entry was posted in AGENDA, KATEKESE. Bookmark the permalink.