Bulan Oktober sebagai Bulan Rosario (Part 1)

Facebooktwitterpinterestlinkedinmail

Doa Rosario memang sudah dikenal sejak abad XIII dan setelahnya menjadi sangat populer, namun sejak kapan Gereja menetapkan bulan Oktober sebagai Bulan Rosario? Apa yang menjadi latar belakangnya? Pada bagian pertama katekese bulan Rosario ini, akan disarikan dari beberapa sumber, latar belakang adanya penetapan bulan Oktober sebagai bulan Rosario dalam Gereja Katolik.

Rosario Menemani Perjuangan

Penetapan bulan Oktober sebagai bulan Rosario dalam Gereja Katolik memiliki sejarah yang panjang. Dilihat dari latarbelakang sosio-historisnya, menurut beberapa sumber, hal ini berkaitan dengan peristiwa pertempuran laut di teluk Lepanto tahun 1571, di mana negara- negara Eropa diserang oleh kerajaan Ottoman (Turki). Jumlah pasukan kerajaan Ottoman saat itu melampaui pasukan Katolik di Spanyol, Genoa dan Venesia. Meraka juga unggul dari kesiapan persenjataan dan strategi. Dalam kalkulasi matematis, bisa dipastikan bahwa tentara Katolik akan mengalami kekalahan dan bila kalah, maka ada kemungkinan terjadi krisis besar agama Katolik di Eropa.

Dalam kondisi seperti itu, pada tanggal 7 Oktober 1571, Paus Pius V bersama-sama dengan banyak umat beriman berdoa Rosario di Basilika Santa Maria Maggiore, mohon perlindungan dan keselamatan bagi banyak orang. Sejak subuh sampai petang, doa Rosario tidak berhenti didaraskan. Begitu juga yang ada di medan pertempuran, dikisahkan bahwa dalam menghadapi situasi darurat, di sela-sela waktu yang ada, Don Juan dari Austria, komandan armada Katolik, mengajak beberapa pasukannya untuk ikut berdoa rosario memohon pertolongan Bunda Maria.

Di luar segala perkiraan, dengan bantuan doa Rosario itu, pada akhirnya pasukan Katolik bisa mengalahkan pasukan kerajaan Ottoman pada tanggal 7 Oktober. Kemudian, untuk memperingati kemenangan itu, Paus Pius V menetapkan peringatan Rosario dalam Misa di Vatikan setiap tanggal 7 Oktober. Kemudian penerusnya, Paus Gregorius XIII, menetapkan tanggal 7 Oktober itu sebagai Hari Raya Rosario Suci, tetapi saat itu masih dirayakan khusus di gereja-gereja yang altarnya didedikasikan kepada Bunda Maria. Baru pada tahun 1716, Paus Klemens XI memperluas perayaan Pesta Ratu Rosario itu ke seluruh Gereja setiap tanggal 7 Oktober.

Penyertaan itu Terus Hadir

Dalam perjalanan waktu, karena banyak sekali penyertaan Bunda Maria yang nyata dirasakan dalam diri orang beriman, pada tanggal 1 September 1883, bulan Oktober mulai ditetapkan sebagai Bulan Rosario oleh Paus Leo XIII. Bapa Suci meminta agar seluruh umat di paroki-paroki mendoakan Rosario dan Litani Santa Perawan Maria dari Loreto setiap hari pada bulan Oktober agar Bunda Maria membantu Gereja menghadapi aneka bahaya yang mengancam pada saat itu.

Bapa Suci mengulangi permintaannya itu pada tahun berikutnya. Dalam ensikliknya, Octobre Mense, 22 September 1891, Paus Leo XIII menyatakan secara resmi bahwa bulan Oktober dibaktikan dan dikuduskan kepada Santa Perawan Maria, Ratu Rosario.

“Today, when dangers far greater than those of the ancient Turks threaten not only Christianity but all civilization, we are urged by our Blessed Mother to turn again to the Rosary for help. If men in sufficient numbers do this, and at the same time carry out the other conditions that she has laid down, we have the greater reason for confidence that we will be delivered from our dangers.” — Mary in our Life by Fr. William G. Most

Demikian latar belakang sosio-historis dari penetapan bulan Oktober sebagai bulan Rosario. Nantikan juga part II-nya minggu depan. Bersambung…..

Sumber acuan:

https://www.katolisitas.org/mei-dan-oktober-sebagai-bulan-maria/

http://www.nwcatholic.org/spirituality/ask-father/why-is-october-month-of-rosary.html

https://www.catholicculture.org/culture/liturgicalyear/overviews/months/10_1.cfm

This entry was posted in Berita KOMUNITAS. Bookmark the permalink.