Tanda Salib, untuk apa sih ?

Facebooktwitterpinterestlinkedinmail
View this post on Instagram

Tradisi membuat tanda salib (Bahasa Latin: Signum Crucis) itu sudah ada sejak jemaat awal, yang dimulai sekitar abad ke-2 berdasarkan kesaksian para Bapa Gereja (terutama Tertullian, St. Cyril dari Yerusalem, St. Ephrem dan St Yohanes Damaskus). Namun kita juga bisa menemukan dasar-dasarnya dari Alkitab seperti pada Kitab Ulangan (6: 4-8), Kitab Wahyu (7:3; 9:4; 14:1). Dalam sejarahnya juga, ada banyak sekali versi cara membuat tanda salib, namun yang terpenting makna yang ingin disampaikannya. . . Maknanya menunjuk pada tanda keselamatan dan pemeliharaan yang dilakukan oleh Allah Bapa bersama dengan Putra dalam Roh Kudus. Dalam teologi Perjanjian Baru, hal itu (lih. Kis 2:38; 8:16; 10:48; 19:5; 22:16.) merujuk kepada peristiwa pengampunan dosa dan keselamatan yang dibawa Yesus dalam peristiwa Salib. Daya inilah yang dihadirkan saat kita mengucapkan, “dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus.” Dan saat kita mengucapkan “Amin,” berarti kita mengiyai dan siap ikut serta dalam cinta dan pemeliharaan Allah bagi kehidupan. . . Paus Fransiskus pernah menuturkan, “Dengan membuat tanda salib berarti Cara berpikir, cara merasa, dan cara bergerak kita perlu diwarnai dengan salib yaitu cinta dan pemeliharaan Allah dari awal sampai akhir.” . . Jadi, sobat K7, sudahkah kita membuat tanda salib dengan memahami makna terdalamnya? . . #katekesekatolik #katedraljakarta #gerejakatolik #gerejakatolik #tandasalib #imankatolik

A post shared by Katedral Jakarta (@katedraljakarta) on

Tradisi membuat tanda salib (Bahasa Latin: Signum Crucis) itu sudah ada sejak jemaat awal, yang dimulai sekitar abad ke-2 berdasarkan kesaksian para Bapa Gereja (terutama Tertullian, St. Cyril dari Yerusalem, St. Ephrem dan St Yohanes Damaskus). Namun kita juga bisa menemukan dasar-dasarnya dari Alkitab seperti pada Kitab Ulangan (6: 4-8), Kitab Wahyu (7:3; 9:4; 14:1). Dalam sejarahnya juga, ada banyak sekali versi cara membuat tanda salib, namun yang terpenting makna yang ingin disampaikannya.

Maknanya menunjuk pada tanda keselamatan dan pemeliharaan yang dilakukan oleh Allah Bapa bersama dengan Putra dalam Roh Kudus. Dalam teologi Perjanjian Baru, hal itu (lih. Kis 2:38; 8:16; 10:48; 19:5; 22:16.) merujuk kepada peristiwa pengampunan dosa dan keselamatan yang dibawa Yesus dalam peristiwa Salib. Daya inilah yang dihadirkan saat kita mengucapkan, “dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus.” Dan saat kita mengucapkan “Amin,” berarti kita mengiyai dan siap ikut serta dalam cinta dan pemeliharaan Allah bagi kehidupan.

Paus Fransiskus pernah menuturkan, “Dengan membuat tanda salib berarti Cara berpikir, cara merasa, dan cara bergerak kita perlu diwarnai dengan salib yaitu cinta dan pemeliharaan Allah dari awal sampai akhir.”

Jadi, sobat K7, sudahkah kita membuat tanda salib dengan memahami makna terdalamnya?

This entry was posted in Seputar Gereja. Bookmark the permalink.