Keberpihakan Yang Memerdekakan

Facebooktwitterpinterestlinkedinmail


 

Minggu ini kita memasuki bulan September yang dalam kebiasaan didedikasikan sebagai Bulan Kitab Suci (BKSN). Tahun ini KAJ mengambil tema “Belajar Berhikmat Dari Tokoh Kitab Suci”. Bahan pendalaman KS baik di lingkungan atau kelompok, telah dipersiapkan oleh tim. Secara khusus kita diajak belajar berhikmat dari 4 tokoh yakni Salomo, Petrus, Yoel, Bileam. Semoga bahan-bahan yang disiapkan dapat membantu kita semua. 

 

Kita bersama-sama diajak belajar membidik pesan Injil minggu ini. Dari pengamatan Yesus tentang perilaku dalam penyelenggaraan pesta. Yesus tidak sedang mengajarkan soal sopan santun, table manner, tata krama / etiket pergaulan, melainkan pengajaran tentang kerendahan hati, tidak menonjolkan diri. Lebih daripada itu, di dalam perjamuan Kerajaan Allah, tempat terhormat dan martabat untuk SEMUA. Tak peduli apa datang duluan atau kemudian, ingin duduk di muka atau memilih ada di belakang. Bukan perjamuan biasa, tapi perjamuan Kerajaan Allah. 

 

Selain itu berkaitan pesan penting yang relevan untuk kita renungkan bersama adalah keberpihakan yang dalam istilah umum affirmative action. Yesus tak hanya memangkas pembedaan / diksriminasi. 

 

Dia menyerukan keberpihakan / afirmative action kepada orang miskin dan cacat. Keberpihakan inilah ciri terpenting dari setiap komunitas Kristen. Tentu saja keperpihakan yang berakar dan mengalir dari bela rasa. “Tetapi apabila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, cacat, lumpuh dan buta. Dan engkau akan berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalas engkau. Sebab engkau akan mendapat balasnya pada hari kebangkitan orang-orang benar.”

 

Kita diajak untuk mengidentifikasi atau mengenali mereka yang kepadanya kita perlu menegarkan keberpihakan, misalnya: KLMTD (kecil, lemah, miskin, tersingkir, disabilitas), lansia, sendirian, sakit, putus sekolah, pengangguran, dll. Kepada mereka inilah kabar baik pembebasan Kerajaan Allah yakni mengentaskan orang-orang yang hidup dalam kondisi hidup kurang layak akibat macam-macam ketidak beruntungan, agar makin banyak orang menikmati keberuntungan.

 

Pesan Injil Minggu ini mengingatkan dan mengajak kita untuk mewujudkan watak pokok setiap orang kristiani tidak hanya memiliki budi pekerti baik dalam perilaku hidup sehari-hari seperti: sopan, santun, ramah-tamah, arif, bijak, pandai mendengar, dll yang semuanya itu menunjukkan keutamaan kerendahan hati dan menaruh hormat kepada setiap manusia sebagai pribadi yang bermartabat. Lebih lanjut kita diajak memiliki kepedulian kepada sesama teristimewa mereka yang kurang beruntung supaya hidup mereka semakin bermartabat. “Sebab barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan, dan barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan.”

 

Semoga berkat doa dan penyertaan Maria Bunda Segala Suku, Bunda Umat Berhikmat, kita semakin menjadi pribadi yang berhikmat, berperilaku baik dan berbela rasa / berpihak kepada mereka yang kurang beruntung. 

 

Tuhan memberkati. 

This entry was posted in Seputar Gereja. Bookmark the permalink.