Album Fotoku

Facebooktwitterpinterestlinkedinmail

Tuhan pada masa senjaku ini bantulah aku untuk bersyukur atas segala kebaikanMu pada masa lalu. 
 

Kubalik-balik lagi album fotoku, betapa satu persatu foto itu telah menyimpan kenangan akan segala kebaikan dan rahmatMu. 
 

Foto ketika aku bayi dan kanak-kanak: betapa aku harus bergembira atas anugerah kehidupanMu. Betapa indahnya, bahwa aku boleh dilahirkan di dunia ini. Karena kelahiran itu aku bisa mengalami pelbagai kebaikanMu sampai masa tuaku ini. 
 

Foto ketika aku remaja: betapa aku kelihatan bergairah, penuh dengan daya masa muda. Daya itu memang memudar sekarang, tetapi betapa aku harus bersyukur, bahwa aku pernah mempunyai daya dan gairah itu sampai aku terbantu untuk berhasil meraih impian dan cita-citaku. 
 

Foto ketika aku dewasa: betapa disana tersimpan segala kemampuan untuk bekerja, giat melakukan semuanya untuk mencukupi nafkah. Karena kemampuan itu, aku dan keluargaku bisa menjalani kehidupan, dengan kurang lebih cukup, sampai aku bersama keluarga boleh merasakan kebahagiaan. 
 

Fota ketika aku berusia matang: betapa aku Kaumampukan untuk menghadapi segala tantangan dan percobaan, saat aku harus mau mulai mengubah diri, agar dapat lebih memperhatikan kebutuhan hidup batinku, bukan sekedar menuruti kebutuhan yang lahiriah saja. Syukur aku telah melampaui segala tantangan dan percobaan itu karena segala pertolongan dan bantuanMu, ya Tuhan. 

Foto ketika aku menjadi tua seperti sekarang: dalam foto ini kulihat wajahku, apaadanya. Wajah yang telah menyimpan segala pengalaman dan perjalanan. Wajah yang menampilkan. Kejatuhan dan kegagalan, namun juga wajah yang mencerminkan kemampuan untuk selalu bangkit dan memulai yang baru lagi. Wajah yang mengajakku untuk berhenti meraih cita-cita yang tinggi. Wajah yang mengajakku untuk menerima diri dan bersyukur atas semuannya. 
 

Foto-foto itu menyadarkanku, bahwa semuanya berubah sejak masa kecilku sampai sekarang ini. Perubahan ini harus kusyukuri, karena dengan perubahan itu Engkau menuntunku menuju ke kesempurnaan yang belum aku tahu. Biarlah aku menatap ajakanmu itu dengan kenangan akan kegembiraan masa kanak-kanakku, akan gairah masa remajaku, akan kehendak masa dewasaku, dan akan keheningan masa kematanganku, tapi juga dengan semangat menyerah dan pasrah di masa tuaku. 
 

Dengan membalik foto-foto itu, aku ingin mendoakan mazmur yang indah ini: 
 

Ya Allah, Engkau telah mengajar aku sejak kecilku, dan sampai sekarang aku memberitakan perbuatanMu yang ajaib; juga sampai masa tuaku dan putih rambutku. 
 

Ya Allah, janganlah meninggalkan aku, supaya aku memberitakan kuasaMu pada angkatan ini, keperkasaanMu kepada semua orang yang akan datang (Maz 71: 17-18) 
 

(Joice Rupp, Out of the Ordinary,Notre Dame, Indiana, 2010, hlm. 31) 

This entry was posted in Seputar Gereja. Bookmark the permalink.