Kristus Meraja dalam hidupku ??? 

Facebooktwitterpinterestlinkedinmail

 

Mengakhiri kalender Tahun Liturgi B, perayaan ditutup dan dimahkotai dengan Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam. Disusul minggu berikutnya Adven I, sekaligus memasuki Tahun Baru liturgi Tahun C. Kita menyongsong kedatangan Tuhan dalam masa Adven menjelang Natal. Kita bersyukur atas penyertaan dan berkat Tuhan yang kita alami sepanjang tahun ini. Kita bersyukur atas upaya-upaya yang telah kita lakukan bersama dalam Tahun Persatuan di mana kita ikut memperkokoh semangat menghargai dan merawat kesatuan dalam kebhinnekaan. Banyak upaya-upaya telah dilakukan untuk membangun persaudaraan sejati dan terbuka kepada siapapun juga. Kita diajak untuk mencermati masih adakan sekat-sekat dalam hati kita yang membuat tembok pemisah dan diskriminasi antar manusia. Kalau Kristus sungguh telah meraja, kita semakin membangun jembatan penghubung dan merajut ikatan persaudaraan yang berjejaring dengan semakin banyak orang. 
 

Secara khusus tahun 2018, setelah sekian lama area di mana ada Patung Kristus Raja terbengkelai dan tidak diurus. Pada Hari Raya Kristus Raja tahun ini, kita merapikan dan menata kembali area tersebut menjadi Plaza Kristus Raja. Pada pedestal Patung Kristus Raja tersebut tertulis samar-samar sebuah tulisan: “SALUS TUA EGO SUM” (AKU lah Keselamatanmu). Dalam Kristus kita beroleh penebusan dan keselamatan. Bagi kita, Kristuslah satu-satunya jalan yang benar menuju kehidupan sejati. Itulah kata lain dari keselamatan. Dialah Sang Keselamatan dan Penyelamat kita. Mulai tahun 2018 ini, Kandang Natal outdoor akan ditempatkan di Plaza Kristus Raja. Kristus yang kita rayakan sebagai Sang Raja Semesta Alam adalah sama dengan Sang Raja Damai yang kita rayakan dalam Natal. Sang Raja yang lahir dan hadir dalam kebersahajaan di palungan. 
 

Paus Fransiskus mengingatkan kita semua akan makna terdalam kalau kita merayakan Kristus Raja yaitu Kristus sungguh menjadi pusat hidup kita. “We can not be part time Christians. If Christ is at the center of our lives HE is present in all we do.” ―Kita tidak bisa menjadi orang Kristiani paruh waktu. Kalau Kristus sungguh menjadi pusat hidup kita, Dia akan selalu hadir dalam segala sesuatu yang kita lakukan.‖ 
 

Kepada Kristus Sang Raja, kita perlu bertanya kepada diri kita masing-masing: APAKAH KRISTUS SUNGGUH MERAJA: DI HATIKU? DI KELUARGAKU? DI PEKERJAANKU? DALAM HIDUPKU? Kita mohon pula rahmat melalui Bunda Maria, agar kita semakin menjadikan Kristus sungguh Raja dalam kehidupan kita.

 
 
Tuhan memberkati. 

This entry was posted in Seputar Gereja. Bookmark the permalink.