Hidup Ekaristis

Facebooktwitterpinterestlinkedinmail

 

Damai Kristus. Selamat Paskah. 
 

Perayaan Paskah telah kita lalui bersama dan kita me-masuki memasuki masa Paskah mulai 1 sampai berakhir pada Pentekosta, 20 Mei 2018. Kita memasuki minggu ke- 3. Diantara sekian banyak Kisah Kebangkitan, salah satu pengalaman kunci yang membuat para Saksi Kebangkitan akhirnya mengenali Yesus adalah Pemecahan Roti atau Ekaristi. Kisah yang bisa menjadi model penghayatan Ekaristi yang hidup adalah Kisah Murid Emaus (Luk 24: 13-35). 
 

Ada baiknya kita mendalami dan merenungkan perikop tersebut untuk mencecap-cecap makna terdalam dari Ekaristi. Dinamika 4 bagian Ekaristi yaitu Ritus Pembuka, Liturgi Sabda, Liturgi Ekaristi dan Ritus Penutup tampak jelas di dalam alur Kisah Emaus. Dikisahkan ada pengalaman hidup (kecewa, marah, frustrasi, depresi, dll), kebersamaan (berjalan bersama dan Yesus ikut menemani dalam perjalanan), Yesus menjelaskan Kitab Suci, Yesus memecahkan roti dan ditutup dengan pengenalan akan Yesus yang bangkit. Hati berkobar-kobar dan siap menjadi Saksi sukacita Injil. 
 

Seorang ahli Kitab Suci membuat sebuah ringkasan se-derhana kisah Emaus. “Three things in the Emaus story contributed to the recognition of Jesus: The BROKEN: 1. HEARTS of the two disciples. 2). WORDS of the Scrip-ture and 3). BREAD of the Eucharist.”  Ada 3 hal dalam kisah Emaus yang berkontribusi terhadap proses pengenalan akan Yesus: PECAH: HATI yang remuk redam, SABDA yang dijelaskan dan ROTI yang dipecah-pecah. Kisah kebangkitan berawal dari pengalaman hati yang luka, duka, kecewa, frustrasi, hancur lebur dan berantakan. Tetapi pengalaman Saksi Ke-bangkitan menunjukkan bahwa Paskah berarti bangkit, melangkah alias move on: Dari Zero jadi Hero. Dari Aib jadi Ajaib. Dari Musibah / masalah jadi Berkah. Dari Berat jadi Berkat. Ekaristi membuat hidup kita dipulihkan, disembuhkan dan diutuhkan agar kita siap dibagikan sebagai berkat bagi sesama. 
 

Brent Stubbs dalam terbitan “The Coming Home” yang berisi kisah-kisah kesaksian pengalaman mereka yang akhirnya mengalami perjumpaan pribadi dengan Yesus di dalam dan melalui Gereja Katolik. Kisahnya ia beri judul The Eucharist Will Satisfy the Longing Heart (Ekaristilah yang memuaskan kerinduan jiwa). Perikop kitab suci yang akhirnya mengantarnya menemukan panggilan untuk bersekutu dalam Gereja Katolik meskipun sebelumnya ia telah mengenal Yesus melalui gereja kristen protestan. Ia melukiskan dirinya seperti murid dalam Kisah Emaus (Lukas 24: 13-35). Dia membagikan refleksi dan pengalaman batinnya demikian: “Seperti murid di Em-aus, hati kita sungguh berkobar-kobar karena Yesus, tetapi bahkan ketika Kristus sendiri men-jelaskan seluruh Kitab Suci (sampai berbusa-busa), tetap saja mata mereka tetap tertutup. Sampai akhirnya ketika “Ia mengambil roti, mengucap syukur dan memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada mere-ka” (Luk 24:32). Barulah mereka mengenali Yesus yang bangkit.” 
 

Kemudian mengakhiri kisahnya, ia memberikan pesan atau nasihat kepada umat Katolik yang di dalamnya kini ia menjadi bagian tentang peran penting ekaristi yang membedakan dengan ger-eja lain sekaligus merupakan pusat hidup iman Katolik yang bersumber pada ekaristi. Nasehatnya jelas dan to the point: “Jika Anda seorang Katolik, saya berharap Anda mampu membagikan iman Katolik tentang Ekaristi dengan saudara/i dari protestan. Bisa jadi, antusi-asme mereka dalam ibadat tampak begitu menarik bagi Anda, tetapi KITA MEMILIKI YANG MEREKA RINDUKAN dan CARI. (We have what they want…) Kita tidak boleh malu atau ragu akan Tuhan yang hadir dalam Sakramen Ekaristi, dalam Sakramen Mahakudus. Ekaristi adalah sumber dan puncak iman Kita sebagaimana diimani Gereja Katolik.” 
 

Derita melihat belakang. Kecemasan melihat sekitar. IMAN melihat ke Depan. 
 

“SORROW LOOKS BACK. WORRY LOOKS AROUND. FAITH LOOKS UP.” 
 

Kita mohon penyertaan Bunda Maria, Sang Ratu Surga agar menolong kita anak-anaknya dalam peziarahan hidup kita di dunia ini. Semoga melalui Bunda Maria agar kita boleh semakin mengalami kuasa kebangkitan Kristus Puteranya semakin menghidupi makna Ekaristi.
 

Tuhan memberkati. 

This entry was posted in Seputar Gereja. Bookmark the permalink.