Altar Utama

Facebooktwitterpinterestlinkedinmail

pic_altar11Altar utama dibuat pada akhir abad ke-19 di Negeri Belanda. Altar ini baru pada tahun 1956 dipindahkan dari Gereja Jesuit di kota Grogningen ke Jakarta dan baru dipasang 2 tahun kemudian.

Meja Altar :
Meja pada altar utama yang saat ini digunakan merupakan meja altar baru yang dibuat di Jepara.

Mimbar kotbah & mimbar untuk dirigent
Mimbar kotbah dan dirigent yang saat ini digunakan adalah buatan Jepara.
Pada mimbar kotbah terdapat ukiran Yesus sedang berdiri di perahu bersama dengan murid-muridNya.

Diorama diatas tabernakel :
Di sebelah kiri :
– Nabi Musa dan para pengikutnya sedang memungut roti “Manna” untuk diolah menjadi makanan (Perjanjian Lama).
– Patung Santo Ignatius de Loyola yang memegang sebuah buku bertuliskan: “Ad Maiorem Dei Gloriam“, yang artinya : “Demi Kemuliaan Tuhan yang lebih besar“.
Disebelah kanan
– Bapa Abraham bertemu dengan Raja Melkisedek yang juga menjabat sebagai Imam Agung (Perjanjian Lama).
– patung Santo Fransiscus Xaverius.

Tabernakel terletak dibagian tengah, merupakan tempat Roti Hidup. Diatasnya terdapat salib Yesus. Dijaga oleh 2 malaikat yang melambangkan Kemuliaan Tuhan.

Detail di kiri tabernakel :
Santo Paulus dengan pedang bermata dua, yang melambangkan Sabda Allah. Ia juga tewas dipancung dengan pedang
Santo Yohanes, rasul dan pengarang Injil. Pada kakinya terlihat seekor burung rajawali, yang melambangkan betapa luhur gagasan-gagasan dalam InjilNya.
Santo Lukas, disertai seekor sapi jantan bersayap, sebab ia membuka Injilnya dengan kisah Zakarias yang mempersembahkan kurban di Bait Allah di kota Yerusalem ( Lukas 1:5-23)
Santo Markus, pengarang Injil. Ia ditemani oleh seekor singa yang mengingatkan kita akan awal Injilnya tentang Yohanes Pembaptis yang suaranya mengaum di padang gurun.
Santo Matius, rasul dan pengarang Injil. Lambangnya ialah seorang manusia bersayap, didasarkan pada permulaan Injilnya tentang asal usul Yesus sebagai manusia.

Detail di kanan tabernakel :
Santo Gregorius, lengkap dengan mahkota kepausan yang khas; di atas pundaknya bertengger seekor burung merpati sebagai lambing Roh Kudus.
Santo Bernulfus, Uskup dari kota Utrecht. Ia membangun banyak gereja, sehingga lambangnya adakah sebuah gereja ditangannya.
Santo Fransiscus Borgia; seorang Pangeran Spanyol dari wangsa yang termasyur. Ia melepaskan kekuasaannya untuk menjadi Jesuit dan digambarkan mahkota terletak dikakinya.
Santo Hendrikus, seorang Kaisar Jerman. Ia memegang sebuah gereja yaitu Katedral Bamberg, keuskupan yang didirikannya.
Santa Gertrudis dari Helfta, seorang rohaniwati. Ia merintis penghormatan kepada Hati Kudus Yesus dan dikaruniai pengalaman mistik.

Di kaki Altar terdapat pula tiga relief lainnya :
Santo Agustinus (354-430); pujangga gereja dan Uskup kota Hippo di Afrika Utara.
Santo Hieronimus (347-420); di kota Betlehem ia menerjemahkan Kitab Suci dari bahasa Ibrani dan Yunani ke Bahasa Latin.
Santo Thomas Aquino (1225-1274); Imam ordo Dominikan dan Pujangga Gereja.

Diantara relief kaki altar terdapat tulisan Latin : “Umbram Fugat Caritas, Quod In Coena Christus Gessit Faciendum. Hoc Expressit In Sui Memoriam (Lauda Sion); Noctam Lux Eliminat“. Artinya : “Kasih mengusir bayang-bayang, apa yang telah diperbuat Kristus dalam Perjamuan Malam mesti dilakukn. Hal ini menyatakan kenangan akan Dia (Lauda Sion). Cahaya menyingkirkan malam/kegelapan”. Kutipan dari lagu Lauda Sion ini dikarang oleh Santo Thomas Aquino untuk menghormati Sakramen Yang Mahakudus

This entry was posted in INTERIOR. Bookmark the permalink.